Asssalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.
Sekarang ini ceritanya serial kepemimpinan hehehe
Enak nih kayaknya kutipan-kutipan gitu , gue lupa sih ini
kutipan bapak siapa, tapi pokoknya keren aja ya udah gue copy mhehehe
‘banyak orang yang memiliki ide untuk memperbaiki orang
lain, namun banyak orang yang tidak memeliki ide untuk merubah dirinya sendiri,
tapi saya mencari ide memperbaiki orang lain dan diri sendiri dengan bersahabat
dengan dengan orang-orang hebat disekitar saya ”
Keren gak tuh?
Jadi ceritanya gini guys, gue dapat mimpi buruk. ASLI BURUK.
YOU KNOW WHAT I FEEL? I JUST WANT TO SWALLOWED BY EARTH AND
EVERYTHING INSIDE .
Eerr.. itu terlalu lebay menurut gue, hehe tapi sungguh gue
ngga bohong itu adalah apa yang gue rasakan.
Setiap tahun di setiap fakultas akan ada suksesi/ atau
pergantian pengurus susunan organisasi, nah termasuk mahasiswanya. Jadi tau lah ya, mahasiswa yang gila-gila
organisasi gitu, bakalan melakukan resufle, dengan beranggotakan para NEWBE
alias dedengkot-dedengkot baru, yang siap dimanfaatkan hahahaha. CUKUP.
Jadi khususnya di fakultas gue di UB, itu ada banyak sekali
kelembagaan mahasiswa yang menaungi seluruh hasrat pengembangan diri mereka.
Mulai dari yang kelihatan disegani sampai yang di idolai ada semua deh
pokoknya. Umumnya di kelembagaan mahasiswa itu organisasinya tuh itu –itu aja,
kayak triaspolitika, himpunan jurusan, penalaran dan keagamaan. Nah semuanya
itu harus di lakukan suksesi, karena yang menjabat sebagai ketua setiap
kelembagaan pengen lulus, iya kalau lulus, kalu nggak???
Nah disini nih serunya, gue yang bukan apa-apa diamanahkan
sebagai istilahnya Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas gue sendiri, yah kayak
anggota DPR-DPR gitu deh, tapi versi kecil, dan.. itu menurut gue... awalnya...
sedikit..... susah, .. oke , maksud gue malu. LHO KENAPA? Iya dong ujuk2 gue
nongol aja jadi calon. Tapi kemudian gue mengingat-ngingat kebali kata-kata ini
“ amanah itu tidak dipilih, namun memilih” .. ya udah bungkam deh gue.
Ada beberapa permasalahan yang sebenarnya ingin gue bagi
sama kalin semua. Mungkin ada sebagian orang yang memiliki perasaan gundah yang
sama halnya kayak gue, soalnya berkecimpung dalam perpolitikan kampus, yang
notabene itu mahasiswa-mahasiswa pada nggak suka politik-politik gitu. Jujur
ya, gue sampe bosen nulis status di FB twit ato apalah yang sekarang lagi
ngetren itu whats up dan apalah pokoknya itu lah, eh... masih aja ada yang
mencibir. Kan niat gue baik, sadar politik itu langkah awal menuju perubahan
negara, tapi gue yakin banget banyak yang ngatain gue sok. Namun... mereka
ternyata lebih sok kalo ngatain gue sok... oh my
Oke masalah ini berkaitan dengan pandangan
mahasiswa-mahasiswa yg yah.. kritis lah,
tentang politik di kampus. Ada yang pro dan ada yang kontra. Dan gue bergaul
dengan anak-anak yang 50:50 dengan itu semua. Harusnya sih mereka biasa aja
kalo menurut gue. Soalnya begini ya teman-teman, kita pakai logika. Orang-orang
yang berani ngambil jabatan apapun di kelembagaan fakultas itu mereka yang benar-benar siap
dipermalukan, yang benar-benar siap di hina-hina dan dibicarakan oleh para
mahasiswa yang lain yang mungkin ga mencalonkan. Anda merasa ada sesuatu yang
aneh? Iya, benar mahasiswa yang ngata-ngatain ternyata gak lebih baik boss.
Kalau ada yang ngatain orang yang mencalonkan diri sebagai pemimpin mahasiswa
di bilang rakus kekuasaan, emang kenapa? Masalah buat lo? Trus kalo dibilang
mau ngeksis dan sok, masalah gitu buat lo?
Pertanyaanya kembali adalah, terus kemane aje lu? Kalo lu
lebih baik dari mereka kenapa nggak ikut mencalonkan?? Iya kan? Berarti siapa
yang bloon? Sudah tu ya jawabanya.. hahaha
Kalau mereka sadar ternyata hanya orang-orang yang
mengajukan dirilah yang punya misi besar untuk kebaikan dan hanya mereka yang
bersedia untuk dicantumkan namanya di struktur organisasi sebagai pemenuhan
kewajiban serta formalitas karakteristik fakultas yang dinamis. Nah lho kalo
orang-orang yang ngatain hal-hal itu tiba-tiba disuruh mencalonkan dan ga mau? Ya
udah akreditasi faltas gue D- kali ckckckck
Jadi menurut gue nggak usah banyak komen deh ya, sukur-sukur
ada yang mau mencalonkan diri, masa mau nungguin yang penakut-penakut? Belom tentu
juga yang mencibir mentalnya udah siap, ciri-cirinya kalo mereka dikatain
mereka jadi lebih emosi dan menghindar kemudian mencari orang-orang yang
sependapat kemudian ikut-ikutan memfitnah. Setelah itu memebrikan dukungan tapi
dengan berat hati, tapi ketika yang dijagoankan kalah? Dia kecewa dan
marah-marah sama yang dijagoankan, seolah-olah dia merasa rugi...
Itu baru Fakultas, dan ternyata kalo di dilakukan scale up
di negara kita , ternyata ga jauh beda. Nah, yang begini yang perlu di
reparasi, banyak yang ngomong masalah revitalisasi dan berantas korupsi, tapi
kadang komentarnya yang nggak perlu membuat perilaku seperti penggosip tanpa
ada sebuah gerakan produktif. Komentar aja kerjanya padahal basic untuk
membangun aja nggak ngerti. Gue aja pasti ditabok kalo gue teriak “ jangan
harap korupsi musnah, kalo diantara kita saja UTS atau UAS masih nyontek” .
Yah paling-paling gue dikatain sok pahlawan. Bagus deh
ketimbang sok pencuri hahaha
Just learn around, don’t make it serious guys wassalam :D