Selasa, 24 Juli 2012

Minggu, 15 Juli 2012

Sombong, atau.. kurang bersyukur?

Well..well.. para pembaca yang berbahagia..
Long time gak nulis pelajaran hidup yang gue petik. Oh iya, Good News... gue baru nyampe ke PAPUA beberapa minggu lalu untuk memenuhi rasa dahaga rindu dengan orang-orang di PAPUA, jalannya, batunya, rumputnya #hahahaha gak lucu banget.
Asli gue seneng banget nyampe ke Jayapura, pasalya ini pengalaman pertama gue pulang pake pesawat sebatang kara, biasanya gue di amanin sama bokap supaya nggak brutal #pawangular .



Pulang itu sangat sesuatu... sesuatu yang menyenangkan diawalnya tetapi sangat membosankan setelah masuk hari ke-3 dan berikutnya. Gue pulang happy-happy , eh temen-temen SMA gue belom ada yang nongol, kampret.. cih, akhirnya gue sukses jadi kelelawar hehehehe.. aktifitas malem, dan istirahat pagi.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Bisa-bisa aja dong, gue kan anak kuliahan yang syarat akan laporan dan tugas, dan gue berbulan-bulan menyelesaikan hal-hal tersebut sampai larut bahkan hingga dini hari, alhasil pas ngampus, tarik kursi ke belakang dan... tidur.... zzzzzzzzzz (bukan hal yang patut dibanggakan)
Buat anak SMA yang baca, jangan ditiru, kecuali adek gue.. ternyata dia lebih bringas ketimbang terakhir gue ketemu dia ckckck,


Oke basa basinya cukup sampai situ, kita beranjak ke dalam cerita utama.

Semenjak gue jadi anak kuliahan, idealisme gue menjadi seorang makhluk hidup sedikit berkembang lebih baik, kalo dulunya jongkok sekarang agak sedikit berbaring #bakka, nggak maksud gue sudah berdiri. Gue merasa harus menentukan tujuan yang mantap jika gue pulang, gue nggak mau pulang sia-sia tanpa melakukan sesuatu, gue nggak mau duit yang dikeluarin orang tua gue sia-sia hanya untuk anakya yang nggak berguna ini #akuHina.

Planning gue yaitu, nonton Filem di hardisk gue sampeeee abis, baca komik, baca novel, nonton TV, donlod lagu, hang Out, jalan-jalan. Stupid. SANGAT NGGAK PRODUKTIF... DAMN!!!!!!
itu bukan tugas mulia..
Fine..
Selain itu, gue berencana ingin membuat sesuatu yang punya Addedvalue-nya lah, kata bokap gue gitu, misalnya jadi loper koran? bayangin aja gue jadi loper koran?
atau buat kue terus gue jual gitu ke teman-teman nyokap, atau apa gitu kek, atau bahkan nyari bahan untuk PKM tahun ini? #semangatTARTIL..
But... where's the proof?... yang ada gue malah melakukan planning yang diatas. Gue tau, nggak usah nasihati gue, gue tau apa yang gue lakuin salah, gue tau itu nggak baik, udah deh nggak usah protes, nggak usah nganggap gue aneh deh.... #manyun #ngambek..

Selama gue liburan gue meninggalkan beberapa tanggung jawab di kampus, yang kemudian gue limpahkan ke temen gue. Nice, cerdas banget gue. Itu adalah ngurus KHS dan KRS gue, sampe nyari contoh-contoh surat kuasa gitu, nyerahin KTM dan tetebengeknya ke temen gue, dan sekali lagi dia mau. kenapa?, karena gue baik titik. #nonsense sumpah!!

Beberapa kesalahan yang seharusnya nggak gue lakukan adalah, seharusnya gue nggak perlu pulang lebih awal. DAMN!!! Penyesalan emang paling belakangan.
Setelah melihat nilai-nilai yang gue dapet, gue merasa kecewa dan terenyuh, dan sangat malu pada diri gue sendiri.  Gue sangat suka hitungan, ada sebuah mata kuliah namanya Ekonomi Teknik, dan gue ngerasa fine-fine aja ngerjain itu soal-soal, ternyata nilai A yang gue harapkan nggak keluar.
Semua kemungkinan dalam otak orang yang kecewa itu pasti terjadi.. contohnya adalah:

1. Maksudnya apa dosen ini ngasih gue nilai kayak gini?
2. gue kan Rajin ngerjain tugas?
3. Gue aktif pas dia lagi ngajar?
4. Dia dendam apa sama gue?
5. Bolos? sama sekali nggak?
6. ini nggak adil, kenapa yang duduknya dibelakang bisa dapet lebih baik ketimbang gue?
7. Mereka serius aja nggak, ngerjain soal yang ada juga nggak!
8. Kuis yang mereka kerjakan, adalah akumulasi yang dikerjakan anak-anak yang bisa?
9. kenapa bisa nggak adil gini?
10. emang gue bodoh banget ya ?

Oke gue tahu apa yang ada di otak kalian sekarang :" Astagfirulloh, nggak seharusnya anak ini berpikir negatif gitu sama Dosen dan temen-temennya, mungkin aja itu emang dia yang salah dan nggak bisa ngerjain soal".

Gue males ngomentari yang kayak-kayak gitu, telinga gue udah jenuh dari dulu yang kayak gitu, nggak ada yang buat gue semagat adanya buat gue makin keki aja.
ouchhh realxxx... kalo kata si cintha laura..

Gue lebih akan  baik ketika gue menyadarkan diri sendiri ketimbang digituin oleh keadaan.
Ada satu hal atau keadaan mengapa, kadang kita nggak bisa menerima apa yang kita dapat, yang menunjukkan eksistensi kita kedepannya. Salah satu faktor adalah, "sudah terbiasa berada di atas angin". hal seperti ini gue rasain ketika gue menginjak SMP sampai SMA. dan ternyata emang diatas angin itu sangat menakutkan, karena kalo tiba-tiba anginnya berhenti jatuh bentar aja sakitnya bukan main. Mungkin itu yang gue dapati ketika gue mulai kuliah, Semangat api membra diawal akan membuatnya semakin sayup dipertangahan.

Hal-hal penyebabnya bisa jadi kenyamanan sebuah keadaan, komunitas yang mendukung, nilai yang sebelumnya didapat, fasilitas yang tak ternilai harganya, honour yang diberikan siapa aja dan lain-lain. Tolong ini dijadikan pelajaran ya, INGAT!
Ada kesalahan menurit gue yang sisi lainnya merpakan berkah, tampang dan cara gue bicara bisa menarik perhatian orang dengan sangat pesat. bukan berarti gue cakep atau cakap berbicara, tetapi jujur gue sangat aneh ohh.. .. sejenisnyalah. Nah hal itu yang buat gue merasa sedikit nyaman, karena diperhatikan, punya temen banyak dan pendukung, Yeahhh! ayo buat partai!!! #plak #gakNyambung.
Alhasil gue banyak dikenal, sangat cepat diketahui keberadaan gue. Samapi berimbas pada nilai-nila gue diawal.

Ternyata takdir Alloh berkata lain, ketika seseorang merasa nyaman dengan posisinya saat itu, dia seakan lalai dengan sang maha Pemurah, sang Maha Pengasih dan Pengampun. Kita Nggak tau ternyata rasa sombong itu sangat halus sampi bisa menembus pori-pori hati yang sangat kecil, yang semakin hari akan membuat kita semakin sombong, dan lalai.

Hal tersebut secara cepat terselip dibenak gue setelah gue menyalahkan ke-10 kemungkinan diatas, dan dibarengi dengan ucapan istigfar, walaupun gue masih nggak menerima.

Semua kemungkinan yang membuat gue marah kepada diri sendiri, apakah gue emang bodoh?, apakah temen gue yang bertanya-tanya selama ini ke gue ternyata mereka memang lebih hebat?, apakah gue terlalu banyak makan pujian?, apakah gue terlalu sombong, merasa sok pintar?, apakah gue pernah meremehkan dosen?, apakah ini cobaan dari Alloh supaya gue tau diri, gue nggak lebih dari seorang pengecut dihadapn-Nya?, apakah gue nggak pernah BERSYUKUR?, apakah gue NGGAK pernah SEDEKAH?...
kemungkinan semua pertanyaan-pertanyaan itu sangat benar adanya, nggak semua yang kita inginkan menjadi TERKABULKAN. Kalo terjadi hal seperti itu kapan kita IKHTIARNYA????....
Hal tersebut terus gue pikiran sampai membuat gue nggak bisa tidur malam ini (biasanya juga gitu.. woooo).

Nggak semulus itu berfikir positif secar tiba-tiba, gue mendapatkan ilham setelahnya. dengan muka yang masam gue tadi pagi nyetrika, dan nggak sengaja mendengar sponsor TV kalo nggak salah trans7 berarti Trans TV. Sponsor tabligh akbar kalo nggak salah, ustd, Yusuf mansyur (bener gak ya) bilang : " Jika ingin ditambahkan nikmatnya, maka bersyukur kepada Allah" terus dia ngelanjutin " doa supaya dikabulkan permohonan kita yang paling mustajab adalah..." trus dia nulis di papan gitu, "Alhamdulillah....".

MasyaAllah, Astagfirullahaladzim, ternyata gue benar-benar sudah melupakan hal yang sangat mendasar yang paling gue sering ingetin ke setiap orang. Ketika itu ada sepupu gue duduk di kursi tepat disebelah gue, dan air mata udah di pelupuk, tapi gue tahan supaya nggak ketahuan, dan gue melafadzkan lafal hamdalah diiringi istigfar. Ternyata gue selama ini terlalu naif sebagai seorang manusia, yang nggak ngerti apapun. Mata gue sempat terbuka, tetapi sesaat tertutup lagi sampai menutup hati kecil gue, dan kemudian perlahan terbuka....

Saat itu juga gue baru mengingat cerita seorang kakak gue di kos-kosan :
" kenapa nilaiku gini uhh, nyebelin.. dosen aneh.." gue ngomel-ngomel nggak jelas
" awakmu kuwi nggak onok syukur-syukur e.." artinya "kamu ini nggak ada syukur-syukurnya...
" heh... kon di ke'i duit 1000 gelem gak?".. ( heh, kamu dikasi duit 1000 mau nggak?)
" emoh, 1000 doang"... aku nolak..
" yo wes, aku yo males ngasi pisan, lek gak gelem 1000, awakku yo nggak nombooi pisan lek awakmu njalok maneh wooo.."
artinya ( ya udah, aku juga males ngasi, kalo gak mau 1000, aku nggak bakal nambah juga kalo kamu minta wooo..."

" heh..." muka gue bingung abis..
" gini nduk, Seorang anak dikasi duit seribu sama orang aja ngedumel alias ngeluh kayak gitu, kalo dia minta lebih dikasih nggak?"
" ya nggak mbak.." muka gue asli pongo..
" Manusia aja kayak gitu apalagi Alloh ta'ala, walaupun kita tau Alloh maha penyayang, tapi nggak sepatutnya kita seperti itu. Allah memberikan kemungkinan terburuk agar kita selalu menjadi yang terbaik, dan selalu bersyukur. bersyukur karena kepahitan nilainya 1000, kamu minta sedikit lebih baik Allah pasti ngasih yang terbaik, mungkin 1 juta, tau tak terhingga.." jelasnya panjang lebar.

At least gue merenungi tindak-tanduk gue yang gue rasa nggak banget sama Alloh, malu banget rasanya.  Gue juga teringat sebuah video motivasi yang diputar dalam sebuah acara bedah buku, disitu digambarkan kejahatan sekecil apapun akan dibalas lebih banyak oleh apapun disekitar, entah alam, keadaan atau manusia, begitu juga sebaliknya. Hal itu membuat gue berpikir mungkin gue dulu pernah berbuat jahat kepada orang, usil dan rada durhaka sama orang tua, sehingga MUNGKIN balasannya sekarang, setelah gue mengerti artinya hidup sendiri. Sakit banget ya.. dapat ujian pas idup sendiri, mamen abis!!!
Gue jadi punya skema hidup yang sedikit menohok, memang seharusnya menjadi seorang pecundang dulu baru pemenang, bukan pemenang kemudian jadi pecundang. Dan satu lagi, gue mending lihat grafik yang sangat fluktuatif, ketimbang naik sesuai gradien yang ditentukan, karena usaha yang paling keren ada di grafik fluktuatif. well nobody's perfect, makanya harus selalu ada pembaharuan diri.
Berat sih, tapi inilah hidup. kalo nggak berat kapan kita mau berkeringat dan sehat.
Kunci utamanya Adalah SYUKUR, apapun itu, pokoknya bersyukur dengan tulus ikhlas... inysaAllah ada jalannya, cepat atau lambat.

Dan akhirnya gue jadi merasa bener-bener PLONG setelah nulis ini hahahaha, Nggak dapet A malah dapat nilai jelek membuat gue semakin terbakar menjadi mahasiswa berprestasi #preettt (kerjaannya ke 21 mulu wooooo...) hahahahaha...
Oh satu hal lagi ilmu yang gue dapat diatas kertas hanya di pake nggak sampe 5% di kehidupan kerja hahahahaha.... kesadaran gue ini mulai timbul setelah gue melihat orang-orang bekerja, yang mengetahui potensi diri apakah profesional adalah dirikita sendiri bukan guru, dosen, adek, kakak, pacar, ayah dan ibu. Ya iyalah yang menjalani hidup ya kita sendiri..... ckckckckck





ngutip ^^

Kisah Sahabat